Jumat, 18 Desember 2015

KETERPADUAN PARAGRAF



MAKALAH BAHASA INDONESIA
KETERPADUAN PARAGRAF
                                                                                                                                   






DISUSUN OLEH:
·         AYU WARDAH (1584202134)
·         CINTHYA MARTASARI (1584202010)
·         NINA KHAERUNNISA (1584202098)
·         SINTIA NOER AISYAH (1584202135)


FKIP PRODI PENDIDDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KOTA TANGERANG
2015



KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur pada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulisan Makalah yang berjudu Keterpaduan Paragraf ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat pada tahun 2015 yang bertujuan untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai keterpaduan paragraf. Agar para pembaca terutama pelajar dapat membuat paragraf yang padu.
Makalah ini berisi tentang pengertian pengertian paragraf, syarat-syarat paragraf, Jenis-jenis Paragraf,  Ciri-ciri Paragraf, Unsur-unsur Paragraf, Serta fungsi dan tujuan pembentukan paragraf. Namun, dalam proses penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang membimbing dan membantu dalam proses penulisan karya ilmiah ini terutama kepada Bapak Haerudin, M.pd selaku  Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Tanpa tugas dan bimbingan beliau kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami berharap semoga makalah ini berguna bagi pembaca terutama bagi pelajar Indonesia agar dapat membuat paragraf yang baik dan padu. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih kurang dan jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.


                                                                                           Tangerang, 14 Desember 2015



                                                                                                                 penulis



DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................          1
Daftar Isi………………………………………………………………….....        2     
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………......         4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………....          4
1.3 Tujuan……………………………………………………...…...........          5
1.4 Sistematika Penulisan......................................................................               5
BAB II Pembahasan
2.1 Landasan Teori.............................................................................             6
2.2 Isi
A.    Pengertian Paragraf……………...……………………………          7
B.     Syarat-syarat Paragraf ……………...…………………………          7
C.     Jenis-jenis Paragraf …………………………………………….          11
D.    Ciri-ciri Paragraf……………………………………………….          17
E.     Unsur-unsur Paragraf……………………………………….….          18
F.      Fungsi dan Tujuan Pembentukan Paragraf…………………….          20
BAB III Penutup
A.    Kesimpulan…………………………………………………......         21
B.     Kritik dan Saran………………………………………………...         21
C.     Daftar Pustaka…………………………………………………..                 22



BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Umumnya banyak pelajar kesulitan dalam membuat suatu karya tulis, terutama dalam mengungkapkan pikiran menjadi suatu kalimat. Kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan antar kalimat yang satu dengan kalimat yang lain agar menjadi menjadi paragraf yang padu. Dalam membentuk suatu paragraf harus mengetahui syarat-syarat paragraf. Paragraf yang dibuat harus mempunyai keterpaduan antara paragraf yang lain. Keterpaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan peghubung antar kalimat.
Maka dari itu, melalui makalah ini kami akan memberikan penjelasan tentang pengertian paragraf, ciri-ciri pragraf, fungsi paragraf, tujuan pembentukan paragraf, syarat-syarat paragraf yang baik, dan keterpaduan paragraf.
Kami berharap melalui makalah yang kami sampaikan ini, para penulis bisa menulis sebuah karangan yang lebih baik. Khususnya juga bagi para pendidik, mereka dapat mengajarkan dan memberi contoh bagaimana menulis karangan yang baik kepada peserta didik. Agar para peserta didik bisa membuat karya tulis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar.
1.2        Rumusan Masalah
1.   Apa pengertian paragraf?
2.   Sebutkan syarat-syarat paragraf!
3.    Sebutkan Jenis-jenis Paragraf!
4.   Sebutkan Ciri-ciri Paragraf!
5.   Sebutkan Unsur-unsur Paragraf!
6.   Sebutkan fungsi dan tujuan pembentukan paragraf!



1.3        Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian paragraf.
2.    Untuk mengetahui syarat-syarat paragraf.
3.    Untuk mengetahui Jenis-jenis Paragraf.
4.    Untuk mengetahui ciri-ciri paragraf.
5.    Untuk mengetahui Unsur-unsur Paragraf.
6.    Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pembentukan paragraf.
1.4        Sistemtika Penulisan
Bagian Awal
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
Bagian Isi
Bab I pendahuluan
1.1  Latar belakang
1.2  Rumusan masalah
1.3  Tujuan penelitian
1.4  Sistematika penulisan
Bab II Pembahasan
2.1 Landasan teori
2.2 Isi
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik dan saran
Bagian Penutup
Daftar pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Landasan Teori
Menurut kata paragraf berasal dari bahasa Inggris yaitu paragraph, sedangkan alinea berasal dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata alenia dalam bahasa Belanda berasal dari bahasa latin lenia yang berarti “mulai dari baris baru”. Adapun bahasa Inggris paragraph berasal dari bahasa Yunani, para yang berarti “sebelum” dan grafein yang berarti “menulis, menggores”.
Menurut Arifin, E. Zaenal. dan Tasai, S. Amran (Cermat Berbahasa Indonesia halaman 115) paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tertentu.
Menurut Muljianto, Gigit. dkk. (Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah hal 46) istilah paragraf atau alenia sudah biasa didengar baik dalam percakapan maupun dalam praktik. Paragraf merupakan inti penuanganbuah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung sebuah unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Hubungan kalimat-kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian dalam membentuk sebuah gagasan.
Menurut S.S, Alek A. dan H. P, Achmad. (Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, halaman 207) Paragraf mempunyai beberapa pengertian yaitu: 1) Paragraf ialah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf; 2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logs,dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu; 3) paragraf merupakan bagian dari sesuatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya; 4) paragraf yang terdiri dari saru kalimat berarti yang tidak menunjukan ketuntasan atau kesempurnaan.



2.2       Isi
A.    Pengertian Paragraf
Sebuah paragraf terdiri dari satu atau dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan sering kita temukan sebuah paragraf terdiri atas lebih dari lima buah kalimat. Meskipun paragraf terdiri atas beberapa kalimat, tetapi tidak ada satu pun dari kalimat-kalimat tersebut yang membahas tentang permasalahan yang lain. Jadi, paragraf adalah suatu kumpulan kalimat yang saling berhubungan dan berkaitan antara kalimat yang satu dengan yang lainnya dan menunjukkan satu kesatuan secara menyeluruh, utuh, dan padu serta membahas suatu topik atau tema tertentu. Berikut ini merupakan contoh sebuah paragraf :
Berdasarkan sarananya bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa tulis dan lisan. Bahasa tulis ialah bahasa yang ditulis atau dicetak yang berupa suatu karangan. Sedangkan bahasa lisan ialah bahasa yang diucapkan atau dituturkan, berupa pidato atau percakapan. Dalam bahasa tulis, paragraf merupakan bagian dari suatu karangan dan dalam bahasa lisan, paragraf merupakan bagian dari suatu tuturan.
Paragraf tersebut terdiri dari empat kalimat. Semua kalimat di atas membahas tentang bahasa tulis dan lisan. Oleh karena itu, topik paragraf itu adalah masalah bahasa. Dalam tulisan- tulisan lain kita juga akan menjumpai topik paragraf yang lain pula. Topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf. Semua pembahasan dalam paragraf tersebut terpusat pada pikiran utama. Pikiran utama itulah yang menjadi pokok pembicaraan. Karena itu, pikiran utama disebut juga gagasan pokok dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf itulah topik paragraf.
B.     Syarat-syarat Paragraf
Paragraf  yang baik sebaiknya memenuhi dua syarat, yaitu: Kesatuan paragraf, dan kepaduan paragraf. Berikut ini merupakan pejelasan dari syarat paragraf yang baik:
1.      Kesatuan Paragraf
Kesatuan paragraf menurut Arifin, E. Zaenal. dan Tasai, S. Amran (Cermat Berbahasa Indonesia halaman 116)  adalah dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf tersebut. Apabila ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran atau ide pokok paragraf tersebut, maka paragraf akan menjadi tidak padu dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang tersebut harus ditiadakan dari paragraf. Jadi, setiap paragraf memiliki satu gagasan pokok dan tidak boleh ada kalimat yang menyimpang. Perhatikan paragraf di bawah ini:
Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final Kejurnas Tenis Minggu malam di Gedung Olah Raga Jatidiri Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petenis terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi puncak yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena kejurnas.
Paragraf tersebut terdiri dari enam kalimat. Perhatikan kalimat ketiga dari paragraf tersebut, yaitu Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng. Kalimat tersebut menyimpang dari pokok pikiran Jateng sukses, sedangkan kalimat yang lain mendukung pokok pikiran. Kalimat ketiga menyebabkan paragraf tersebut tidak utuh. Oleh sebab itu, kalimat tersebut hendaknya ditiadakan agar paragraf menjadi utuh.
2.      Kepaduan
Kepaduan paragraf menurut Widjono (Bahasa Indonesia halaman 182) Paragraf dinyatakan terpadu jika dibangun dengan dengan kalimat-kalimat yang saling mengait. Keterkaitan kalimat dalam paragraf menghasilkan kejelasan gagasan. Keterkaitan kalimat itu menghasilkan keterpadua paragraf menjadi satu kesatuan konsep, pikiran atau atau pendaapat yang utuh, dan kompak. Keterkaitan itu dapat dibangun melaui repetisi (pengulangan), subsitusi (kata ganti), transisi (kata penghubung), dan bentuk parallel (kesejajaran).



a.      Repetisi (Pengulangan)
Semua kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci (sinonimnya). Kata kunci yang telah disebutkan pada kalimat pertama diulang pada kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya. Dengan pengulangn itu, paragraf menjadi padu, utuh, dan kompak.
Contoh:
1Budaya merupakan sumber kreativitas baru. 2Budaya yang berupa sistem ideal, system, social, maupun system teknologi, ketiganya dapat dijadikan sumber kreativitas baru. 3Budaya yang besumber dalam system idealdapat mengarahkan kretivitas konsep-kosep pemikiran filsafat, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Kata kunci paragraf di atas yaitu budaya. Kata ini diulang pada setiap kalimat. Dalam paragraf  kata kunci berfungsi untuk mengikat makna sehingga menghasilkan paragraf yang jelas makna dan stukturnya.
b.      Subsitusi (Kata Ganti)
Kepaduan dapat dijalin dengan kata ganti pronominal, atau padanan. Sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan kata gantinya. Kata ganti (padanan) dapat pula menggantikan kalimat, paragraf, dan dapat pula menggantikan bab.
Misalnya:
1.   Pronomina:
Pengusaha – ia
Pengusaha itu baik, ia suka menolong.
Banyak gadis – mereka
Banyak gadis menolong saya, mereka baik hati.
Saya dan dia – kami
Saya dan dia berteman, kami saling membantu.
Saya dan kamu – kita
Saya dan kamu pasti bisa, kita pasti sukses.



c.       Transisi (Kata Penghubung)
Kata transisis yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkaian yang menyatakan adanya hubungan, baik intrakalimat maupun antarkalimat. Penggunaan kata transisi yang tepat dapat memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat menjadi padu,menyatu, dan utuh. Kata transisi menyatakan hubungan sebagai berikut:
Sebab, akibat   : sebab, jadi, akibatnya, maka, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu,   dampaknya.
Hasil, akibat    : Akibatnya, akibatnya, dampaknya, akhirnya, jadi, sehingga.
Pertentangan   : Akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya, berbeda dengan, kebalikan dari pada itu, kecuali itu, meskipun demikian.
Waktu             : Ketika itu, sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
Syarat              : Jika, jikalau, apabila, kalau.
Cara                 : Cara yang demikian, cara ini.
Penegasan       : Jadi, dengan demikian, jelaskan bahwa.
Tambahan        : Tambahan pula, selain itu, oleh karena itu, lebih daripada itu,  selanjutnya, kemudian, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula, lebih lanjut, lebih-lebih, lebih lagi, dalam hal demikian, sehubungan dengan hal itu, dengan kata lain, singkatnya, tegasnya.
Gabungan        : Dan, serta, atau.
Urutan             : pertama, mula-mula, kedua, akhirnya, proses ini, sesudah itu, selanjutnya.
Perbandingan  : Sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
Tujuan             : Untuk itu, untuk maksud itu.
Singkatan        : Pada waktunya, singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
Tempat            : Berdekatan dengan itu.
Penulisan kata transisi antarkalimat harus diikuti koma.
Contoh            : ia mahasiswa paling pintar dikelasnya. Akan tetapi, setelah dua tahun ia tamat kuliah ia belum juga mendapat pekerjaan.
d.      Parallel (kesejajaran)
Struktur parallel yaitu bentuk-bentuk sejajar:  bentuk kata yang sama, struktur kalimat yang sama, repetisi atau pengulagan kata (kalimat) yang sama.
Contoh:
1Sejak 1998, pelaksanaan reformasi hukum belum menunjukan tanda-tanda serius. 2Menurut Presiden Megawati (Kompas Agustus 2004) pelaksanaan tersebut justru tehambat oleh penegak hokum di lapangan. 3Jika kelambanan berlarut-larut, publik menduga bahwa oknum penegak hukum belum bersungguh-sungguh melaksakan tanggung jawabnya.
Kata-kata yang dicetak miring merupakan bentuk sejajar (parallel). Seluruhnya menggunakan imbuhan pe-an. Kesejajaran bentuk ini berfungsi untuk mengikat makna sehingga membentuk kepaduan paragraf. Selain itu, kepaduan peragraf tersebut juga dibarengi dengan kesejajaran struktur kalimat. Perhatikan hampir setiap kalimat menggunakan struktur yang sama, dimulai dengan anak kalimat, kata keterangan, atau transisi.
3.      Isi yang Memadai
sebuah paragraf dapat dikatakan memiliki isi yang memadai jika memiliki sejumlah susunan kalimat yang sesuai untuk menjadi kalimat pendukung pokok pikiran dalam suatu paragraf. Pembaca berharap akan menemukan semua informasi yang berkaitan dengan pokok pikiran paragraf secara memadai. Pembaca akan kecewa bila gagasan yang terkandung dalam sebuah paragraf tidak jelas atau tidak didukung dengan kalimat penjelas/pendukung yang sesuai.
C.    Jenis-jenis Paragraf
1.      Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalimat topik dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik dalam paragraf akan memberi warna sendiri bagi sebuah paragraf.
Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.
a.   Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang kalimat pokoknya terletak pada bagian awal paragraf, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, kemudian kalimat penjelas yang  menguraikan secara terperinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
”Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit.”
b.   Paragraf Induktif
Adalah paragraf yang kalimat pokoknya terletak pada bagian akhir paragraf, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan (kalimat penjelas) terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan pokok pembicaraan (kalimat pokok).
Contoh paragraf induktif :
”Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, juga memiliki kebun kakao yang lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.”
c.    Paragraf Deduktif-Induktif
Adalah paragraf yang kalimat pokoknya terletak pada bagian awal dan akhir paragraf. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh paragraf deduktif-induktif:
”Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat, murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang kuat tetapi murah harganya. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah, dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.”
d.   Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik:
”Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah dengan udara yang sejuk dan segar. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok menandakan pagi hari yang sangat indah. Ku hirup udara pagi yang segar dengan sepuasnya.”
2.      Jenis paragraf menurut sifat isinya
Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan menjadi lima macam, yaitu:
a.      Paragraf Persuasif
Adalah isi paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Contoh :
“Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan penyakit yang disebabkan oleh sampah-sampah yang dibuang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing-masing untuk membuang sampah pada tempatnya.”
b.      Paragraf argumentasi
Adalah isi paragraf yang membahas tentang satu masalah dengan bukti-bukti alasan yang mendukung.
Contoh :
“Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008-2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009-2010.”
c.       Paragraf naratif
Adalah isi paragraf yang menunjukkan suatu peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita sesuai dengan kronologi waktu. Oleh karena itu, paragraf naratif umumnya ditemukan dalam novel, cerpen, hikayat, dan sebagainya. Paragraf naratif memiliki unsur 5W 1H (who, what, where, when, why, dan how). Siapa, melakukan atau mengalami kejadian apa, di mana dan kapan kejadian itu terjadi, mengapa sampai melakukan atau mengalami kejadian itu, dan bagaimana kronologis kejadiannya.
Berikut contohnya:
“Siang itu Jaka benar-benar kecewa karena tugas yang telah disusunnya berminggu-minggu ketika sudah sampai waktunya untuk dikumpulkan ternyata tidak dapat dicetak karena ia lupa meletakkan disket yang berisi dokumen itu. Mondar-mandir ia mencarinya dan tidak menemukannya. Jaka memarahi dirinya karena tidak menyimpan di tempatnya. Ia tergesa-gesa ketika selesai dari rental langsung pulang ke kampung halaman.”
d.      Paragraf deskritif
Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa. Paragraf deskriptif adalah paragraf yang berisi lukisan apa yang tertangkap oleh indera, baik yang terlihat, terdengar, terasa, teraba, atau tercium. Semua hasil penginderaan selanjutnya diolah oleh perasaan dan dilukiskan dengan kata-kata sebagai sebuah paragraf deskripsi.
Contoh :
“Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor akan memudahkan proses mencuci”.



e.       Paragraf ekspositoris/eksposisi
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ekspositoris adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu. Paragraf ini menunjukkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur dari objek yang dipaparkan. Penyampaiannya dapat menggunakan analisis kronologis atau keruangan.
Contoh :
“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gajah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.
3.      Jenis paragraf menurut fungsinya dalam karangan
 Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a.      Paragraf pembuka
Paragraf pembuka adalah paragraf yang membuka atau menghantarkan karangan, atau pengantar pokok pikiran dalam bagian karangan. Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
·      Mengantarkan pada pokok pembicaraan.
·      Menarik minat dan pembaca.
·      Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga sifat tersebut dapat dikatakan bahwa paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka, yaitu:
·      Kutipan, peribahasa, anekdot
·      Pentingnya pokok pembicaraan
·      Pendapat atau pernyataan seseorang
·      Uraian tentang pengalaman pribadi
·      Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
·      Sebuah pertanyaan
Contoh:
“pelajaran bahasa mempunyai nilai yang lebih penting bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Oleh karena itu ia akan menjadi kunci yang akan membukakan pintu yang akan dilalui mata pelajaran yang lainnya. Hasil pekerjaan remedy yang dilakukan oleh para ahli yang untuk membantu murid-murid yang terbelakangtelah membuktikan pernyataan sebelumnya. Antara lain dapat disebutkan di sini hasil pekerjaan yang dilakukan oleh Dr. Fernald.”
Paragraf pertama dari kutipan ini, yang merupakan merupakan paragraf pembuka, menunjukkan betapa pentinggnya penguasaan bahasa bagi setiap orang. Sebenarnya kutipan di atas seluruhnya merupakan pendahuluan dari sebuah artikel. Namun demikian, dapat dibagi lagi atas paragraf pembuka dari paragraf-paragraf lainnya.   
b.      Paragraf penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat diantara paragraf pembuka dan penutup. Paragraf ini di dalam karangan berfungsi sebagai berikut:
·      Mengemukakan inti persoalan
·      Memberikan ilustrasi
·      Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
·      Meringkas paragraf sebelumnya
·      Mempersiapkan dasar bagi simpulan
Dalam pembentukan paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antarparagraf dengan paragraf itu teratur, serta disusun secara logis.
Sifat paragraf penghubung tergantung dari jenis karangannya. Dalam karangan yang bersifat deskriptif, naratif, argumentasi, dan eksposisi. Paragraf harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
Apabila uraian itu mengandung banyak pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan, untuk kemudian melangkah kepada paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
c.       Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf  yang bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan. Paragraf ini berisi kesimpulan yang telah diuraikan dalam paragraf penghubug. Penyajiannya harus memperhatikan hal sebagai berikut:
·      Sebagai bagian penutup, maka paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
·      Isi paragraf harus berisi kesimpulan sementara atau kesimpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
·      Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, maka paragraf ini diusahakan dapat menimbulkan kesan yang medalam bagi para pembaca
Jenis paragraf penutup membicarakan pokok-pokok ilmiah atau politis, maka ramalan masa depan merupakan suatu kolusi yang sangat baik. Dalam karangan yang diskursif atau kontroversial yang dikembangkan pikiran atau argument yang segar, maka kesipulan yang paling baik ringkasan persoalan yang dijalin dengan pandangan pribadi penulis.
Jadi kesimpulannya adalah paragraf pertama merupakan paragraf pembuka, paragraf kedua dan ketiga merupakan paragraf penghubung, sedangkan paragraf keempat merupakan paragraf penutup.
D.    Ciri-ciri paragraf :
1.   Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk karangan biasa, misalnya: surat. Delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya: makalah. Karangan berbentuk lurus yang tidak bertakuk (Block Style) ditandai dengan jarak spasi meregang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antar barisnya.
2.   Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama ) yang dinyatakan dalam kalimat topik.
3.   Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi untuk menguraikan dan menjelaskan pikiran utama yang ada dalam kalimat topic.
4.   Paragraf menggunakan kalimat penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas yang berisi detail-detail kalimat topik. Tapi paragraf bukan kumpulan kalimat topik, paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
E.     Unsur-unsur Paragraf
Di bawah ini adalah pembahasan lengkap mengenai unsur-unsur pembentukan paragraf.
1.      Topik atau gagasan utama
Topik atau gagasan utama adalah unsur yang paling penting karena unsur inilah yang menjadi jiwa atau isi dari keseluruhan paragraf. Unsu-unsur ini biasanya berupa masalah atau gagasan pengarang yang ingin disampaikan kepada pembacanya.
Unsur ini juga sebagai pembahasan di dalam sebuah paragraf. Jadi, jika kita ingin mengetahui tentang isi keseluruhan paragraf tersebut, temukanlah gagasan utamanya.
2.      Kalimat utama
Kalimat ini adalah kalimat yang mengandung gagasan utama yang diletakkan secara tersirat. Kalimat utama merupakan sebuah kalimat yang bersifat umum. Hal ini dikarenakan agar bisa dikembangkan kembali dengan kalimat-kalimat penjelas.
Setiap paragraf memiliki satu atau dua kalimat utama. Letaknyapun berbeda-beda, ada yang diletakkan di awal paragraf, tengah paragraf, akhir paragraf, awal dan akhir paragraf.
Contoh:
Kalimat utama di awal paragraf (Paragraf Deduktif)
“Soto racikan bu Inah sangat lezat dan nikmat. Kuahnya terasa sangat istimewa karena memakai kaldu ayam. Tak seperti soto lainnya yang menggunakan tulang ayam, soto bu Inah menggunakan daging ayamyang sangat banyak.”
Kalimat utama yang ada ditengah paragraf (Paragraf Ineratif)
“untuk mencapai kebahagiaan membutuhkan uang. Agar terhindar dari penyakit juga membutuhkan uang. Oleh seba itu, uang menjadi hal yang sangat berharga pada saat ini. Tanpa uang kita tidak bisa membeli kebutuhan hidup.”
Kalimat utama yang ada di akhir paragraf (Paragraf lnduktif)
“Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.”



Kalimat utama yang ada di awal dan di akhir paragraf (Paragraf Campuran)
”Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat, murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang kuat tetapi murah harganya. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah, dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.”
3.      Kalimat pendukung
Kalimat pendukung adalah kalimat yang mengandung gagasan-gagasan penjelas. Kalimat ini berfungsi untuk menguatkan atau mendukung gagasan utama yang ada dalam kalimat utama dengan cara memberikan data berupa fakta, contoh, opini, dan lain-lain.
Kalimat-kalimat ini harus terhubung secara padu, sehingga tercipta sebuah  paragraf yang baikdengan satu kesatun ide.
4.      Transisi
Kata transisis yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkaian yang menyatakan adanya hubungan, baik intrakalimat maupun antarkalimat. Penggunaan kata transisi yang tepat dapat memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat menjadi padu,menyatu, dan utuh. Ada dua konjungsi yang biasa digunakan yaitu:
·         Konjungsi intra kalimat adalah kata sambung yang menghubungkan antara induk kalimat dan anak kalimat. Contoh: dan, tetapi, karena, agar, dan lain-lain.
·         Konjunsi antar kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan antar kalimat-kalimat yang ada di paragraf. Contoh: lagi pula, oleh karena itu, terlebih lagi, namun, di samping itu, dan lain-lain.
5. Penegasan
Unsur ini tidak terlalu penting di dalam sebuah paragraf karena tidak semua paragraf memiliki penegasan. Dari penegasan ini adalah untuk menambah daya tarik sebuah paragraf.



F.     Fungsi dan Tujuan Pembentukan Paragraf
Fungsi dan tujuan menurut
a.      Fungsi
1.   Mengespresikan gagasan tertulis dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan.
2.   Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3.   Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4.   Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unitpikiran yang lebih kecil
5.   Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variable.
b.      Tujuan
1.   Untuk memudahkan pembaca dalam memahami suatu permasalahan dalam paragraf tertentu.
2.      Untuk memudahkan pembaca dalam membedakan antara permasalahan dalam suatu paragraf dengan permasalahan dalam paragraf yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengandung satu permasalahan, jika terdapat dua permasalahan, maka dipecahkan menjadi dua alinea.
3.      Sebagai pembeda dalam pembahasan antara permasalahan satu dengan permasalahan lain dalam suatu kalimat.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Paragraf adalah suatu kumpulan kalimat yang saling berhubungan dan berkaitan antara kalimat yang satu dengan yang lainnya dan menunjukan satu kesatuan secara menyeluruh, utuh, dan padu serta membahas suatu topik atau tema tertentu. Syarat-syarat paragraf ada tiga yaitu kesatuan paragraf, keterpaduan paragraf, dan isi yang memandai. Selain itu paragraf juga memiliki jenis-jenis paragraf, ciri-ciri paragraf, dan unsu-unsur paragraf.
Jadi, untuk membuat paragraf yang padu kita tidak hanya memenuhi syarat-syaat paragraf saja. Tapi kita juga harus tahu jenis-jenis paragraf, ciri-ciri paragraf, dan unsu-unsur paragraf. Agar paragraf yang kita buat nantinya akan menjadi paragraf yang baik dan sempurna.
3.2  Kritik dan Saran
Sebaiknya dalam penyusunan paragraf harus menggunakan aturan-aturan yang sudah disepakati, karena masih banyak orang yang menulis sebuah paragraf bahkan wacana tidak mengikuti aturan-aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan benar.
Selain itu, saya sangat mengharapkan kepada para pembaca agar dapat memahami tentang keterpaduan paragraf karena merupakan aturan-aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan benar. Akan tetapi, jangan sampai pembaca terlalu larut dalam makalah saya karena makalah saya belum dekat dari kesempurnaan maka dari itu kami sangat mengharapkan pula kritik dan saran yang membangun agar makalah kami dapat tersampaikan dengan baik kepada orang-orang yang membacanya.



DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal. Tasai, S. Amran. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo.
Muljianto, Gigit. dkk. 2010. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah. Malang: UMM Press.
S.S, Alek A. H. P, Achmad. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Widjono. 20011. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar