MAKALAH BAHASA INDONESIA
KETERPADUAN
PARAGRAF
DISUSUN OLEH:
·
AYU WARDAH (1584202134)
·
CINTHYA MARTASARI (1584202010)
·
NINA KHAERUNNISA (1584202098)
·
SINTIA NOER AISYAH (1584202135)
FKIP
PRODI PENDIDDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
KOTA
TANGERANG
2015
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur pada Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulisan Makalah yang berjudu Keterpaduan
Paragraf ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat pada tahun 2015
yang bertujuan untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai
keterpaduan paragraf. Agar para pembaca terutama pelajar dapat membuat paragraf
yang padu.
Makalah
ini berisi tentang pengertian
pengertian paragraf, syarat-syarat paragraf, Jenis-jenis
Paragraf, Ciri-ciri Paragraf,
Unsur-unsur Paragraf, Serta fungsi
dan tujuan pembentukan paragraf. Namun, dalam proses penulisan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak
yang membimbing dan membantu dalam proses penulisan karya ilmiah ini terutama
kepada Bapak Haerudin, M.pd selaku Dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Tanpa
tugas dan bimbingan beliau kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Kami berharap semoga makalah ini berguna
bagi pembaca terutama bagi pelajar Indonesia agar dapat membuat paragraf yang
baik dan padu. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih kurang dan jauh
dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman sangat
diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Tangerang,
14 Desember 2015
penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................ 1
Daftar
Isi…………………………………………………………………..... 2
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………...... 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….... 4
1.3 Tujuan……………………………………………………...…........... 5
1.4 Sistematika Penulisan...................................................................... 5
BAB
II Pembahasan
2.1
Landasan
Teori............................................................................. 6
2.2
Isi
A. Pengertian
Paragraf……………...…………………………… 7
B.
Syarat-syarat Paragraf ……………...………………………… 7
C.
Jenis-jenis Paragraf ……………………………………………. 11
D.
Ciri-ciri Paragraf……………………………………………….
17
E.
Unsur-unsur Paragraf……………………………………….….
18
F. Fungsi
dan Tujuan Pembentukan Paragraf……………………. 20
BAB III Penutup
A.
Kesimpulan…………………………………………………...... 21
B.
Kritik dan Saran………………………………………………... 21
C.
Daftar Pustaka…………………………………………………..
22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Umumnya banyak pelajar kesulitan
dalam membuat suatu karya tulis, terutama dalam mengungkapkan pikiran menjadi
suatu kalimat. Kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan saling
berkaitan antar kalimat yang satu dengan kalimat yang lain agar menjadi menjadi
paragraf yang padu. Dalam membentuk suatu paragraf harus mengetahui
syarat-syarat paragraf. Paragraf yang dibuat harus mempunyai keterpaduan antara
paragraf yang lain. Keterpaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan
kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan peghubung antar kalimat.
Maka dari itu, melalui makalah ini kami
akan memberikan penjelasan tentang pengertian paragraf, ciri-ciri pragraf,
fungsi paragraf, tujuan pembentukan paragraf, syarat-syarat paragraf yang baik,
dan keterpaduan paragraf.
Kami berharap melalui makalah yang
kami sampaikan ini, para penulis bisa menulis sebuah karangan yang lebih baik.
Khususnya juga bagi para pendidik, mereka dapat mengajarkan dan memberi contoh
bagaimana menulis karangan yang baik kepada peserta didik. Agar para peserta
didik bisa membuat karya tulis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang
benar.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian paragraf?
2. Sebutkan syarat-syarat paragraf!
3. Sebutkan
Jenis-jenis Paragraf!
4.
Sebutkan Ciri-ciri Paragraf!
5.
Sebutkan Unsur-unsur Paragraf!
6. Sebutkan
fungsi dan tujuan pembentukan paragraf!
1.3
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian paragraf.
2. Untuk mengetahui syarat-syarat
paragraf.
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis
Paragraf.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri paragraf.
5. Untuk mengetahui Unsur-unsur
Paragraf.
6.
Untuk
mengetahui fungsi dan tujuan pembentukan paragraf.
1.4
Sistemtika Penulisan
Bagian Awal
Halaman
judul
Kata
pengantar
Daftar
isi
Bagian Isi
Bab I
pendahuluan
1.1
Latar
belakang
1.2
Rumusan
masalah
1.3
Tujuan
penelitian
1.4
Sistematika
penulisan
Bab II
Pembahasan
2.1
Landasan teori
2.2 Isi
Bab III Penutup
3.1
Kesimpulan
3.2 Kritik
dan saran
Bagian Penutup
Daftar pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Menurut kata paragraf berasal dari bahasa
Inggris yaitu paragraph, sedangkan alinea berasal dari bahasa Belanda
dengan ejaan yang sama. Kata alenia dalam bahasa Belanda berasal dari
bahasa latin lenia yang berarti
“mulai dari baris baru”. Adapun bahasa Inggris paragraph berasal dari
bahasa Yunani, para yang berarti “sebelum” dan grafein yang
berarti “menulis, menggores”.
Menurut Arifin, E. Zaenal. dan Tasai, S. Amran
(Cermat Berbahasa Indonesia halaman 115) paragraf adalah seperangkat kalimat
yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk
gagasan atau topik tertentu.
Menurut Muljianto, Gigit. dkk. (Bahasa Indonesia
untuk Karangan Ilmiah hal 46) istilah paragraf atau alenia sudah biasa didengar
baik dalam percakapan maupun dalam praktik. Paragraf merupakan inti
penuanganbuah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung sebuah
unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut,
mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat-kalimat
penjelas sampai pada kalimat penutup. Hubungan kalimat-kalimat ini saling
bertalian dalam suatu rangkaian dalam membentuk sebuah gagasan.
Menurut S.S, Alek A. dan H. P, Achmad. (Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi, halaman 207) Paragraf mempunyai beberapa
pengertian yaitu: 1) Paragraf ialah karangan mini. Artinya, semua unsur
karangan yang panjang ada dalam paragraf; 2) paragraf adalah satuan bahasa
tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut,
logs,dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu; 3) paragraf
merupakan bagian dari sesuatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan
pikiran penjelas sebagai pendukungnya; 4) paragraf yang terdiri dari saru kalimat
berarti yang tidak menunjukan ketuntasan atau kesempurnaan.
2.2 Isi
A. Pengertian Paragraf
Sebuah paragraf terdiri dari satu
atau dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan sering
kita temukan sebuah paragraf terdiri atas lebih dari lima buah kalimat.
Meskipun paragraf terdiri atas beberapa kalimat, tetapi tidak ada satu pun dari
kalimat-kalimat tersebut yang membahas tentang permasalahan yang lain. Jadi,
paragraf adalah suatu kumpulan kalimat yang saling berhubungan dan berkaitan
antara kalimat yang satu dengan yang lainnya dan menunjukkan satu kesatuan
secara menyeluruh, utuh, dan padu serta membahas suatu topik atau tema
tertentu. Berikut ini merupakan contoh sebuah paragraf :
Berdasarkan sarananya bahasa dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa tulis dan lisan. Bahasa tulis ialah bahasa
yang ditulis atau dicetak yang berupa suatu karangan. Sedangkan bahasa lisan
ialah bahasa yang diucapkan atau dituturkan, berupa pidato atau percakapan.
Dalam bahasa tulis, paragraf merupakan bagian dari suatu karangan dan dalam
bahasa lisan, paragraf merupakan bagian dari suatu tuturan.
Paragraf tersebut terdiri dari empat
kalimat. Semua kalimat di atas membahas tentang bahasa tulis dan lisan. Oleh
karena itu, topik paragraf itu adalah masalah bahasa. Dalam tulisan- tulisan
lain kita juga akan menjumpai topik paragraf yang lain pula. Topik paragraf adalah pikiran utama dalam
sebuah paragraf. Semua pembahasan dalam paragraf tersebut terpusat pada pikiran
utama. Pikiran utama itulah yang menjadi pokok pembicaraan. Karena itu, pikiran
utama disebut juga gagasan pokok dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa
yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf itulah topik paragraf.
B.
Syarat-syarat
Paragraf
Paragraf yang baik sebaiknya memenuhi dua syarat,
yaitu: Kesatuan paragraf, dan kepaduan paragraf. Berikut ini merupakan
pejelasan dari syarat paragraf yang baik:
1.
Kesatuan Paragraf
Kesatuan paragraf menurut Arifin, E.
Zaenal. dan Tasai, S. Amran (Cermat Berbahasa Indonesia halaman 116) adalah dalam sebuah paragraf hanya terdapat
satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf
perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari
pokok pikiran paragraf tersebut. Apabila ada kalimat yang menyimpang dari pokok
pikiran atau ide pokok paragraf tersebut, maka paragraf akan menjadi tidak padu
dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang tersebut harus ditiadakan dari
paragraf. Jadi, setiap paragraf memiliki satu gagasan pokok dan tidak boleh ada
kalimat yang menyimpang. Perhatikan paragraf di bawah ini:
Jateng sukses. Kata-kata ini
meluncur gembira dari pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final Kejurnas
Tenis Minggu malam di Gedung Olah Raga Jatidiri Semarang. Kota Semarang
terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng. Pernyataan itu
dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu
satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah
lagi oleh pilihan petenis terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang
diperoleh itu adalah prestasi puncak yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena
kejurnas.
Paragraf tersebut terdiri dari enam
kalimat. Perhatikan kalimat ketiga dari paragraf tersebut, yaitu Kota
Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng.
Kalimat tersebut menyimpang dari pokok pikiran Jateng sukses, sedangkan kalimat
yang lain mendukung pokok pikiran. Kalimat ketiga menyebabkan paragraf tersebut
tidak utuh. Oleh sebab itu, kalimat tersebut hendaknya ditiadakan agar paragraf
menjadi utuh.
2.
Kepaduan
Kepaduan paragraf menurut Widjono (Bahasa
Indonesia halaman 182) Paragraf dinyatakan terpadu jika dibangun dengan
dengan kalimat-kalimat yang saling mengait. Keterkaitan kalimat dalam paragraf
menghasilkan kejelasan gagasan. Keterkaitan kalimat itu menghasilkan keterpadua
paragraf menjadi satu kesatuan konsep, pikiran atau atau pendaapat yang utuh,
dan kompak. Keterkaitan itu dapat dibangun melaui repetisi (pengulangan),
subsitusi (kata ganti), transisi (kata penghubung), dan bentuk parallel
(kesejajaran).
a.
Repetisi (Pengulangan)
Semua
kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci (sinonimnya). Kata kunci
yang telah disebutkan pada kalimat pertama diulang pada kalimat kedua, ketiga,
dan seterusnya. Dengan pengulangn itu, paragraf menjadi padu, utuh, dan kompak.
Contoh:
1Budaya
merupakan sumber kreativitas baru. 2Budaya yang berupa sistem ideal,
system, social, maupun system teknologi, ketiganya dapat dijadikan sumber
kreativitas baru. 3Budaya yang besumber dalam system idealdapat
mengarahkan kretivitas konsep-kosep pemikiran filsafat, ilmu pengetahuan, dan
lain-lain.
Kata kunci paragraf di atas yaitu budaya. Kata ini diulang pada setiap
kalimat. Dalam paragraf kata kunci
berfungsi untuk mengikat makna sehingga menghasilkan paragraf yang jelas makna
dan stukturnya.
b.
Subsitusi (Kata Ganti)
Kepaduan
dapat dijalin dengan kata ganti pronominal, atau padanan. Sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama dapat
disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan kata gantinya. Kata ganti
(padanan) dapat pula menggantikan kalimat, paragraf, dan dapat pula
menggantikan bab.
Misalnya:
1.
Pronomina:
Pengusaha – ia
Pengusaha itu baik, ia suka
menolong.
Banyak gadis – mereka
Banyak gadis menolong saya, mereka baik hati.
Saya
dan dia – kami
Saya dan dia berteman, kami
saling membantu.
Saya dan kamu – kita
Saya dan kamu pasti bisa, kita
pasti sukses.
c.
Transisi (Kata Penghubung)
Kata transisis yaitu kata
penghubung, konjungsi, perangkaian yang menyatakan adanya hubungan, baik
intrakalimat maupun antarkalimat. Penggunaan kata transisi yang tepat dapat
memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat menjadi padu,menyatu, dan utuh.
Kata transisi menyatakan hubungan sebagai berikut:
Sebab,
akibat : sebab, jadi, akibatnya, maka,
karena, oleh sebab itu, oleh karena itu,
dampaknya.
Hasil,
akibat : Akibatnya, akibatnya,
dampaknya, akhirnya, jadi, sehingga.
Pertentangan : Akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun
demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya, berbeda dengan, kebalikan
dari pada itu, kecuali itu, meskipun demikian.
Waktu : Ketika itu, sementara itu, segera
setelah itu, beberapa saat kemudian.
Syarat : Jika, jikalau, apabila, kalau.
Cara : Cara yang demikian, cara ini.
Penegasan : Jadi, dengan demikian, jelaskan bahwa.
Tambahan : Tambahan pula, selain itu, oleh karena
itu, lebih daripada itu, selanjutnya,
kemudian, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi
pula, lebih lanjut, lebih-lebih, lebih lagi, dalam hal demikian, sehubungan
dengan hal itu, dengan kata lain, singkatnya, tegasnya.
Gabungan
: Dan, serta, atau.
Urutan : pertama, mula-mula, kedua,
akhirnya, proses ini, sesudah itu, selanjutnya.
Perbandingan : Sama dengan itu, dalam hal yang demikian,
sehubungan dengan itu.
Tujuan : Untuk itu, untuk maksud itu.
Singkatan : Pada waktunya, singkatnya, pendeknya,
akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
Tempat : Berdekatan dengan itu.
Penulisan
kata transisi antarkalimat harus diikuti koma.
Contoh : ia mahasiswa paling pintar
dikelasnya. Akan tetapi, setelah dua
tahun ia tamat kuliah ia belum juga mendapat pekerjaan.
d.
Parallel (kesejajaran)
Struktur
parallel yaitu bentuk-bentuk sejajar:
bentuk kata yang sama, struktur kalimat yang sama, repetisi atau pengulagan
kata (kalimat) yang sama.
Contoh:
1Sejak 1998, pelaksanaan reformasi hukum belum menunjukan tanda-tanda serius. 2Menurut
Presiden Megawati (Kompas Agustus 2004) pelaksanaan
tersebut justru tehambat oleh penegak hokum di lapangan. 3Jika kelambanan
berlarut-larut, publik menduga bahwa oknum penegak hukum belum
bersungguh-sungguh melaksakan tanggung jawabnya.
Kata-kata yang dicetak miring
merupakan bentuk sejajar (parallel). Seluruhnya menggunakan imbuhan pe-an.
Kesejajaran bentuk ini berfungsi untuk mengikat makna sehingga membentuk
kepaduan paragraf. Selain itu, kepaduan peragraf tersebut juga dibarengi dengan
kesejajaran struktur kalimat. Perhatikan hampir setiap kalimat menggunakan
struktur yang sama, dimulai dengan anak kalimat, kata keterangan, atau
transisi.
3.
Isi yang Memadai
sebuah paragraf dapat dikatakan memiliki isi yang memadai
jika memiliki sejumlah susunan kalimat yang sesuai untuk menjadi kalimat
pendukung pokok pikiran dalam suatu paragraf. Pembaca berharap akan menemukan
semua informasi yang berkaitan dengan pokok pikiran paragraf secara memadai.
Pembaca akan kecewa bila gagasan yang terkandung dalam sebuah paragraf tidak
jelas atau tidak didukung dengan kalimat penjelas/pendukung yang sesuai.
C.
Jenis-jenis
Paragraf
1.
Jenis paragraf menurut posisi
kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama
paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan
kalimat topik dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi
kalimat topik dalam paragraf akan memberi warna sendiri bagi sebuah paragraf.
Berdasarkan posisi kalimat topik,
paragraf dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: paragraf deduktif,
paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.
a.
Paragraf Deduktif
Adalah
paragraf yang kalimat pokoknya terletak pada bagian awal paragraf, yaitu
paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, kemudian kalimat
penjelas yang menguraikan secara
terperinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
”Olahraga akan membuat badan kita
menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga
dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda.
Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan
yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah
terserang penyakit.”
b.
Paragraf Induktif
Adalah
paragraf yang kalimat pokoknya terletak pada bagian akhir paragraf, yaitu
paragraf yang menyajikan penjelasan (kalimat penjelas) terlebih dahulu,
kemudian diakhiri dengan pokok pembicaraan (kalimat pokok).
Contoh paragraf induktif :
”Pak Sopian memiliki kebun kakao
seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga memiliki kebun kakao seluas 1
hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, juga memiliki kebun kakao yang lebih luas
daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi
mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa
Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila
Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.”
c.
Paragraf Deduktif-Induktif
Adalah
paragraf yang kalimat pokoknya terletak pada bagian awal dan akhir paragraf.
Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan
utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh paragraf deduktif-induktif:
”Pemerintah menyadari bahwa rakyat
Indonesia memerlukan rumah yang kuat, murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan
umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang kuat tetapi murah harganya.
Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan
bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah, dan sehat untuk
memenuhi kebutuhan rakyat.”
d.
Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh
kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat
yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi
akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan lainnya
sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian
bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik:
”Pagi hari itu aku berolahraga di
sekitar lingkungan rumah dengan udara yang sejuk dan segar. Di sekitar
lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok menandakan pagi hari yang sangat
indah. Ku hirup udara pagi yang segar dengan sepuasnya.”
2.
Jenis paragraf menurut sifat isinya
Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan menjadi
lima macam, yaitu:
a.
Paragraf Persuasif
Adalah isi
paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak
pembaca.
Contoh :
“Marilah kita membuang sampah pada tempatnya,
agar lingkungan kita bebas dari banjir dan penyakit yang disebabkan oleh
sampah-sampah yang dibuang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu
kesadaran pada diri kita masing-masing untuk membuang sampah pada tempatnya.”
b.
Paragraf argumentasi
Adalah isi
paragraf yang membahas tentang satu masalah dengan bukti-bukti alasan yang
mendukung.
Contoh :
“Menurut Ketua panitia, Derrys
Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk
memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa
jabatan kepengurusan MHTK periode 2008-2009, maka sebagai penggantinya
dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa
kepengurusan 2009-2010.”
c.
Paragraf naratif
Adalah isi
paragraf yang menunjukkan suatu peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau
cerita sesuai dengan kronologi waktu. Oleh karena itu, paragraf naratif umumnya
ditemukan dalam novel, cerpen, hikayat, dan sebagainya. Paragraf naratif
memiliki unsur 5W 1H (who, what, where, when, why, dan how). Siapa, melakukan
atau mengalami kejadian apa, di mana dan kapan kejadian itu terjadi, mengapa
sampai melakukan atau mengalami kejadian itu, dan bagaimana kronologis
kejadiannya.
Berikut contohnya:
“Siang itu Jaka benar-benar kecewa
karena tugas yang telah disusunnya berminggu-minggu ketika sudah sampai
waktunya untuk dikumpulkan ternyata tidak dapat dicetak karena ia lupa
meletakkan disket yang berisi dokumen itu. Mondar-mandir ia mencarinya dan
tidak menemukannya. Jaka memarahi dirinya karena tidak menyimpan di tempatnya.
Ia tergesa-gesa ketika selesai dari rental langsung pulang ke kampung halaman.”
d.
Paragraf deskritif
Adalah
paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa. Paragraf
deskriptif adalah paragraf yang berisi lukisan apa yang tertangkap oleh indera,
baik yang terlihat, terdengar, terasa, teraba, atau tercium. Semua hasil
penginderaan selanjutnya diolah oleh perasaan dan dilukiskan dengan kata-kata
sebagai sebuah paragraf deskripsi.
Contoh :
“Kini hadir mesin cuci dengan desain
bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan
dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan
bukan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan
tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor
akan memudahkan proses mencuci”.
e.
Paragraf ekspositoris/eksposisi
Paragraf
ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ekspositoris adalah
paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu. Paragraf
ini menunjukkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur dari objek
yang dipaparkan. Penyampaiannya dapat menggunakan analisis kronologis atau
keruangan.
Contoh :
“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3
November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II
(1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gajah Mada,
tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran
sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan
terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden,
Nederland, tahun 1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.
3.
Jenis paragraf menurut fungsinya
dalam karangan
Menurut fungsinya,
paragraf dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a.
Paragraf pembuka
Paragraf
pembuka adalah paragraf yang membuka atau menghantarkan karangan, atau
pengantar pokok pikiran dalam bagian karangan. Sebagai bagian awal sebuah
karangan, paragraf pembuka harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
· Mengantarkan pada pokok pembicaraan.
· Menarik minat dan pembaca.
· Menyiapkan atau menata pikiran untuk
mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah
memiliki ke tiga sifat tersebut dapat dikatakan bahwa paragraf pembuka memegang
peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus
disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini
dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka, yaitu:
· Kutipan, peribahasa, anekdot
· Pentingnya pokok pembicaraan
· Pendapat atau pernyataan seseorang
· Uraian tentang pengalaman pribadi
· Uraian mengenai maksud dan tujuan
penulisan
· Sebuah pertanyaan
Contoh:
“pelajaran bahasa mempunyai nilai
yang lebih penting bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Oleh
karena itu ia akan menjadi kunci yang akan membukakan pintu yang akan dilalui
mata pelajaran yang lainnya. Hasil pekerjaan remedy yang dilakukan oleh para
ahli yang untuk membantu murid-murid yang terbelakangtelah membuktikan
pernyataan sebelumnya. Antara lain dapat disebutkan di sini hasil pekerjaan
yang dilakukan oleh Dr. Fernald.”
Paragraf pertama dari kutipan ini,
yang merupakan merupakan paragraf pembuka, menunjukkan betapa pentinggnya
penguasaan bahasa bagi setiap orang. Sebenarnya kutipan di atas seluruhnya
merupakan pendahuluan dari sebuah artikel. Namun demikian, dapat dibagi lagi
atas paragraf pembuka dari paragraf-paragraf lainnya.
b.
Paragraf penghubung
Paragraf
penghubung adalah semua paragraf yang terdapat diantara paragraf pembuka dan
penutup. Paragraf ini di dalam karangan berfungsi sebagai berikut:
· Mengemukakan inti persoalan
· Memberikan ilustrasi
· Menjelaskan hal yang akan diuraikan
pada paragraf berikutnya
· Meringkas paragraf sebelumnya
· Mempersiapkan dasar bagi simpulan
Dalam pembentukan paragraf
penghubung harus diperhatikan agar hubungan antarparagraf dengan paragraf itu
teratur, serta disusun secara logis.
Sifat paragraf penghubung tergantung
dari jenis karangannya. Dalam karangan yang bersifat deskriptif, naratif,
argumentasi, dan eksposisi. Paragraf harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis.
Apabila uraian itu mengandung banyak
pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau
landasan, untuk kemudian melangkah kepada paragraf yang menekankan pendapat
pengarang.
c.
Paragraf Penutup
Paragraf
penutup adalah paragraf yang bertujuan
untuk mengakhiri sebuah karangan. Paragraf ini berisi kesimpulan yang telah
diuraikan dalam paragraf penghubug. Penyajiannya harus memperhatikan hal
sebagai berikut:
· Sebagai bagian penutup, maka
paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
· Isi paragraf harus berisi kesimpulan
sementara atau kesimpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
· Sebagai bagian yang paling akhir
dibaca, maka paragraf ini diusahakan dapat menimbulkan kesan yang medalam bagi
para pembaca
Jenis paragraf penutup membicarakan
pokok-pokok ilmiah atau politis, maka ramalan masa depan merupakan suatu kolusi
yang sangat baik. Dalam karangan yang diskursif atau kontroversial yang
dikembangkan pikiran atau argument yang segar, maka kesipulan yang paling baik
ringkasan persoalan yang dijalin dengan pandangan pribadi penulis.
Jadi kesimpulannya adalah paragraf
pertama merupakan paragraf pembuka, paragraf kedua dan ketiga merupakan
paragraf penghubung, sedangkan paragraf keempat merupakan paragraf penutup.
D.
Ciri-ciri paragraf :
1.
Kalimat
pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk karangan biasa, misalnya:
surat. Delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya: makalah.
Karangan berbentuk lurus yang tidak bertakuk (Block Style) ditandai dengan jarak spasi meregang, satu spasi lebih
banyak daripada jarak antar barisnya.
2.
Paragraf
menggunakan pikiran utama (gagasan utama ) yang dinyatakan dalam kalimat topik.
3.
Setiap
paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat
pengembang yang berfungsi untuk menguraikan dan menjelaskan pikiran utama yang
ada dalam kalimat topic.
4.
Paragraf
menggunakan kalimat penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat
penjelas yang berisi detail-detail kalimat topik. Tapi paragraf bukan kumpulan
kalimat topik, paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat
penjelas.
E. Unsur-unsur
Paragraf
Di bawah ini adalah pembahasan lengkap mengenai unsur-unsur
pembentukan paragraf.
1.
Topik atau gagasan utama
Topik atau gagasan utama adalah
unsur yang paling penting karena unsur inilah yang menjadi jiwa atau isi dari
keseluruhan paragraf. Unsu-unsur ini biasanya berupa masalah atau gagasan
pengarang yang ingin disampaikan kepada pembacanya.
Unsur ini juga sebagai pembahasan di
dalam sebuah paragraf. Jadi, jika kita ingin mengetahui tentang isi keseluruhan
paragraf tersebut, temukanlah gagasan utamanya.
2. Kalimat
utama
Kalimat ini adalah kalimat yang
mengandung gagasan utama yang diletakkan secara tersirat. Kalimat utama
merupakan sebuah kalimat yang bersifat umum. Hal ini dikarenakan agar bisa
dikembangkan kembali dengan kalimat-kalimat penjelas.
Setiap paragraf memiliki satu atau
dua kalimat utama. Letaknyapun berbeda-beda, ada yang diletakkan di awal
paragraf, tengah paragraf, akhir paragraf, awal dan akhir paragraf.
Contoh:
Kalimat utama di awal paragraf
(Paragraf Deduktif)
“Soto
racikan bu Inah sangat lezat dan nikmat. Kuahnya terasa sangat istimewa karena
memakai kaldu ayam. Tak seperti soto lainnya yang menggunakan tulang ayam, soto
bu Inah menggunakan daging ayamyang sangat banyak.”
Kalimat utama yang ada ditengah
paragraf (Paragraf Ineratif)
“untuk
mencapai kebahagiaan membutuhkan uang. Agar terhindar dari penyakit juga
membutuhkan uang. Oleh seba itu, uang menjadi hal yang sangat berharga pada
saat ini. Tanpa uang kita tidak bisa membeli kebutuhan hidup.”
Kalimat utama yang ada di akhir
paragraf (Paragraf lnduktif)
“Tahun ini merupakan tahun ketiga
bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa
Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila
Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.”
Kalimat utama yang ada di awal dan
di akhir paragraf (Paragraf Campuran)
”Pemerintah menyadari bahwa rakyat
Indonesia memerlukan rumah yang kuat, murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan
umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang kuat tetapi murah harganya.
Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan
bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah, dan sehat untuk
memenuhi kebutuhan rakyat.”
3. Kalimat
pendukung
Kalimat pendukung adalah kalimat
yang mengandung gagasan-gagasan penjelas. Kalimat ini berfungsi untuk
menguatkan atau mendukung gagasan utama yang ada dalam kalimat utama dengan
cara memberikan data berupa fakta, contoh, opini, dan lain-lain.
Kalimat-kalimat ini harus terhubung
secara padu, sehingga tercipta sebuah paragraf yang baikdengan satu kesatun ide.
4. Transisi
Kata transisis yaitu kata
penghubung, konjungsi, perangkaian yang menyatakan adanya hubungan, baik
intrakalimat maupun antarkalimat. Penggunaan kata transisi yang tepat dapat
memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat menjadi padu,menyatu, dan utuh.
Ada dua konjungsi yang biasa digunakan yaitu:
·
Konjungsi
intra kalimat adalah kata sambung yang menghubungkan antara induk kalimat dan
anak kalimat. Contoh: dan, tetapi, karena, agar, dan lain-lain.
·
Konjunsi
antar kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan antar kalimat-kalimat yang
ada di paragraf. Contoh: lagi pula, oleh karena itu, terlebih lagi, namun, di
samping itu, dan lain-lain.
5.
Penegasan
Unsur ini tidak terlalu penting di
dalam sebuah paragraf karena tidak semua paragraf memiliki penegasan. Dari
penegasan ini adalah untuk menambah daya tarik sebuah paragraf.
F.
Fungsi
dan Tujuan Pembentukan Paragraf
Fungsi dan tujuan menurut
a.
Fungsi
1. Mengespresikan gagasan tertulis
dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian
kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan.
2. Menandai peralihan (pergantian)
gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf
berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan
bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik
karangan ke dalam satuan-satuan unitpikiran yang lebih kecil
5.
Memudahkan
pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variable.
b.
Tujuan
1. Untuk memudahkan pembaca dalam
memahami suatu permasalahan dalam paragraf tertentu.
2. Untuk memudahkan pembaca dalam
membedakan antara permasalahan dalam suatu paragraf dengan permasalahan dalam
paragraf yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengandung satu
permasalahan, jika terdapat dua permasalahan, maka dipecahkan menjadi dua
alinea.
3. Sebagai pembeda dalam pembahasan
antara permasalahan satu dengan permasalahan lain dalam suatu kalimat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paragraf adalah suatu kumpulan
kalimat yang saling berhubungan dan berkaitan antara kalimat yang satu dengan
yang lainnya dan menunjukan satu kesatuan secara menyeluruh, utuh, dan padu
serta membahas suatu topik atau tema tertentu. Syarat-syarat paragraf ada tiga
yaitu kesatuan paragraf, keterpaduan paragraf, dan isi yang memandai. Selain
itu paragraf juga memiliki jenis-jenis paragraf, ciri-ciri paragraf, dan
unsu-unsur paragraf.
Jadi, untuk membuat paragraf yang
padu kita tidak hanya memenuhi syarat-syaat paragraf saja. Tapi kita juga harus
tahu jenis-jenis paragraf, ciri-ciri paragraf, dan unsu-unsur paragraf. Agar
paragraf yang kita buat nantinya akan menjadi paragraf yang baik dan sempurna.
3.2 Kritik
dan Saran
Sebaiknya
dalam penyusunan paragraf harus menggunakan aturan-aturan yang sudah
disepakati, karena masih banyak orang yang menulis sebuah paragraf bahkan
wacana tidak mengikuti aturan-aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan
benar.
Selain itu, saya sangat mengharapkan
kepada para pembaca agar dapat memahami tentang keterpaduan paragraf karena
merupakan aturan-aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan benar. Akan
tetapi, jangan sampai pembaca terlalu larut dalam makalah saya karena makalah saya
belum dekat dari kesempurnaan maka dari itu kami sangat mengharapkan pula
kritik dan saran yang membangun agar makalah kami dapat tersampaikan dengan
baik kepada orang-orang yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal. Tasai, S. Amran. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Presindo.
Muljianto, Gigit. dkk. 2010. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah. Malang: UMM Press.
S.S, Alek A. H. P, Achmad. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Widjono. 20011. Bahasa
Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Widjono. 2007. Bahasa
Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar